Pentingnya Mengenal Tantrum pada Anak
Hallo, Bunda! Sebagai orang tua tentu saja kita pernah mengalami suatu kondisi dimana anak kita tiba-tiba menangis atau berteriak bahkan marah sampai mengekspresikan dengan membanting atau merusak barang. Apakah menurut Bunda hal tersebut merupakan sesuatu hal yang wajar? Ataukah justru sebaliknya? Lantas bagaimana seharusnya sikap kita sebagai orang tua ketika menghadapi situasi tersebut? Naah.. mari kita bersama-sama belajar bagaimana Mengenal Tantrum pada Anak. Simak artikel di bawah ini ya, Bunda
Pengertian, Penyebab, Tanda-tanda, Jenis, Cara Mengatasi Tantrum pada Anak |
Respon berupa kecewa, sedih, marah merupakan sesuatu hal yang wajar. Namun, seringkali tanpa disadari orang tua menyumbat emosi yang dirasakan oleh anak yakni dengan memarahinya demi menghentikan tangisan anak. Hal ini tentu membuat emosi anak tidak dapat tersalurkan dengan maksimal. Apabila hal demikian berlangsung terus menerus, akibatnya akan timbul tumpukan emosi. Tumpukan emosi ini yang nantinya dapat meledak tak terkendali dan muncul sebagai temper tantrum. (Yiw’Wiyouf et al.,2017)
Pengertian Tantrum atau Temper Tantrum
Tantrum adalah ledakan kemarahan atau rasa frustasi yang ditunjukkan dengan menangis, teriak, melukai diri, melempar benda, membanting diri ke lantai, atau memukul kepala/tangan/kaki. (Seni & Fariza, 2017)
Penyebab Tantrum pada Anak
Anak yang tantrum umumnya disebabkan oleh rasa kesal, marah, dan frustasi. Bisa juga muncul karena anak merasa lelah, lapar, dan tidak nyaman. (Efastri et al., 2017)
Tanda Tantrum pada Anak yang Melewati Batas
1. Sikap agresif
Biasanya ditunjukan kepada pengasuh, objek atau keduanya
2. Melukai diri sendiri
Seperti menggigit diri mereka sendiri, membenturkan kepala ke dinding, atau menendang benda yang ada di sekitarnya
3. Sering tantrum
Mengalami tantrum sebanyak 10 hingga 20 kali dalam sebulan atau mengamuk lebih dari lima kali sehari
4. Tantrum yang sangat lama
Apabila berlangsung lebih dari 25 menit secara terus menerus.
Jenis Tantrum pada Anak
1. Tantrum Manipulatif
Tantrum manipulatif biasanya muncul ketika si kecil menerima penolakan atau ketika keinginannya tidak dapat dipenuhi. Ini adalah tantrum yang dibuat-buat oleh anak-anak untuk membuat orang lain memenuhi keinginannya.
2. Tantrum frustasi
Tantrum ini umumnya disebabkan karena anak belum bisa mengekspresikan keinginan serta perasaannya dengan baik. Selain kesulitan dalam mengutarakan perasaan, anak juga bisa mengalami tantrum frustasi ketika ia merasa kelelahan, kelaparan, atau merasa gagal dalam melakukan sesuatu. (Wati et al., 2021)
Cara Mengatasi Tantrum pada Anak
1. Tangani dengan tenang
Tips pertama dalam menangani anak yang sedang tantrum adalah menjaga diri sendiri agar tetap tenang. Jangan sampai orang tua membalas dengan membentak atau memaksa anak untuk diam. Sikap tenang saat mengatasi si kecil dapat membuat tantrumnya mudah untuk ditangani.
2. Ajak ke tempat yang lebih tenang
Bawa anak terlebih dahulu ke tempat yang lebih nyaman dan private. Hal ini dapat mempermudah orang tua untuk melakukan langkah selanjutnya yakni menenangkan si kecil misalnya dengan cara memberi pelukan
3. Cari tahu penyebabnya
Banyak kemungkinan yang bisa menjadi penyebab si kecil mengalami tantrum seperti keinginan yang tidak terpenuhi, rasa ngantuk, lapar atau hal lainnya yang mungkin tidak bisa ia ungkapkan dengan baik. Sebagai orang tua, bisa memberikan pertanyaan kepada anak seperti "kamu ngantuk?" "kamu capek?" atau "kamu lapar?". Meskipun si kecil belum bisa berbicara dengan baik, mereka dapat merespon dengan anggukan dan gelengan kepala.
4. Alihkan perhatian
Jika sudah mengetahui apa yang menjadi penyebab si kecil tantrum, kini tugas orang tua adalah untuk mengalihkan perhatian mereka agar tidak rewel lagi. Pengalihan bisa saja dilakukan dengan menggendong, memperlihatkan hal seru yang ada di sekitar, memberi makanan kesukaan mereka atau membelikan mainan yang diinginkan. Dengan begitu, si kecil akan teralihkan dan melupakan traumanya.
5. Jangan Atasi dengan Kekerasan
Menangani anak yang sedang tantrum dengan mencubit dan memukul adalah langkah yang sangat salah. Sebab, hal ini malah membuat si kecil jadi suka memukul ketika ia merasa keinginannya tidak terpenuhi. Sebagai gantinya, orang tua bisa menenangkan si kecil dengan mencium atau memeluk. Selain menenangkan, hal tersebut juga bisa menjadi pengingat bahwa orang tua peduli dan menyayangi si kecil. (Yiw’Wiyouf et al., 2017)
Nah kurang lebih seperti itu Bunda, informasi tentang tantrum pada anak yang meliputi pengertian tantrum, penyebab tantrum, tanda tantrum yang melewati batas, jenis tantrum, dan bagaimana cara kita sebagai orang tua mengatasi tantrum tersebut pada anak. Semoga kita sebagai orangtua senantiasa diberikan kemudahan dalam memberikan pola asuh kepada anak-anak kita serta anak-anak kita selalu tumbuh dan berkembang secara optimal.
Sumber Referensi
Efastri, S. M., Flitri, H., & Sembiring, A. K. (2017). Persepsi Orang Tua terhadap Pemecahan Masalah Temper Tantrum Anak Usia Dini di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Jurnal Pendidikan, 8(1), 90–100.
Sari, N. S. N. I. (2018). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Temper Tantrum Pada Anak Pra Sekolah (Usia 3 Sampai 6 Tahun) Di Paud Puspa Bangsa Kota Bogor. Jurnal Ilmiah Wijaya, 10(1), 86–92.
Seni, P., & Fariza, D. (2017). Perilaku Tantrum pada Anak TK Rahmat Al Falah Kelompok B Palangka Raya. Jurnal Bimbingan Konseling, 3(1), 06–11
Wati, D. W., Asfiyak, K., & Dewi, M. S. (2021). Peran Guru dalam Mengatasi Perilaku Tantrum pada Anak Usia Dini di Day Care Sekolah Dolan Perumahan Villa Bukit Tidar Malang. Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 3(1).
Yiw’Wiyouf, R., Ismanto, A., & Babakal, A. (2017). Hubungan Pola Komunikasi Dengan Kejadian Temper Tantrum Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Tk Islamic Center Manado. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 5(1), 110265.
0 comments:
Post a Comment