Makalah Keperawatan Gerontik: Dimensia

Artikel terkait : Makalah Keperawatan Gerontik: Dimensia

Konsep Dimensia

1.   Definisi Dimensia

Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari (Grayson ,2004 dalam Aspiani, 2014) menyebukan bahwa dimensia bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku. Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan kemunduran kognitif dan fungsional. Seorang penderita demensia memiliki fungsi intelektual yang terganggu dan menyebabkan gangguan aktivitas sehari- hari maupun hubungan dengan orang sekitarnya. Penderita demensia juga kehilangan kemampuan untuk memecahkan masalah, mengontrol emosi, dan bahkan bisa mengalami perubahan kepribadian dan masalah tingkah laku seperti mudah marah dan berhalusinasi ( Muharyani, 2010).

2.   Etiologi Dimensia

Penyebab demensia menurut Nugroho (2008) dapat di golongkan menjadi 3 golongan yaitu :

a.       Sindrome demensia dengan penyakit etiologi dasarnya tidak dikenal kelainan yaitu: terdapat pada tingkat subsuler atau secara biokimiawi pada sistem enzim, atau pada metabolism

b.      Sindrom demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat di obati, penyebab utama dalam golongan ini diantaranya:

1)      Penyakit degenerasi spino-selebelar

2)      Sub akut leuko-esefalitis sklerotik fan bogaert

3)      Khorea hungtington

c.       Sindrom demensia dengan etiologi penyakit yang dapat di obati, dalam golonngan ini diantaranya:

1)      Penyakit kardiovaskuler

2)      Penyakit – penyakit metabolic

3)      Gangguan nutrisi

4)      Akibat intoksikasi menahun

3.   Klasifikasi Demensia

Klasifikasi demensia menurut Aspiani (2014) dapat di bagi dalam 3 tipe yaitu :

a.       Demensia Kortikal dan Sub Kortikal

1)      Demensia Kortikal

Merupakan demensia yang muncul dari kelainan yang dapat terjadi pada korteks serebri subtansia grisea yang berperan penting terhadap proses kognitif seperti daya ingat dan bahasa. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan demensia kortikal adalah penyakit alzheimer, penyakit vaskular, penyakit Lewy bodies, sindroma korsakoff, ensefalopati wernicke, penyakit pick, penyakit creutzfelt- jakob.

2)      Demensia Subkortikal

Merupakan demensia yang termasuk non-Alzheimer, muncul dari kelainan yang terjadi pada korteks serebri substansia alba. Biasanya tidak di dapatkan gangguan daya ingat dan bahasa. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan demensia sub kortikal adalah penyakit Huntington, hipotiroid, parkinson, kekurangan vitamin B1, B12 Folate, sifilis, hematoma subdural, hiperkalsemia., hipoglikemia, penyakit coeliac, AIDS, gagal hepar, ginjal, nafas dll

b.      Demensia reversibel dan Non reversibel

1)      Demensia reversibel

Merupakan demensia dengan faktor penyebab yang dapat di obati, yang termasuk penyebab yang dapat bersifat reversibel adalah keadaan/ penyakit yang muncul dri proses inflamasi (esefalopati SLE, sifilis), atau dari proses keracunan (intoksikasi alkohol, bahan kimia lainnya), gangguan metabolik dan nutrisi (hipo atau hipertiroid, defisiensi vitamin B1, B12, dll).

2)      Demensia Non Reversibel

Merupakan demensia dengan faktor penyebab yang tidak dapat di obati dan bersifat kronik progesif. Beberapa penyakit dasar yang dapat menimbulkan demensia ini adalah penyakit alzheimer, parkinson, huntington, Pick, Creutzfelt-Jakob serta vaskular.

c.       Demensia Presenilis dan senilis

1)      Demensia presenilis

Merupakan demensia yang dapat terjadi pada golongan umur lebih muda (onset dini) yaitu umur 40-50 tahun dan dapat di sebabkan oleh berbagai kondisi medis yang dapat mempengaruhi fungsi jaringan otak ( penyakit degenerasi pada sistem saraf pusat, penyebab intra kranial, penyebab vaskular, gangguan metabolik dan endokrin, gangguan nutrisi, penyebab trauma, infeksi danm kondisi lain yang berhubungan, penyebab toksik (keracunan), anoksia).

2)      Demensia senilis

Merupakan demensia yang muncul setelah umur 65 tahu, biasanya terjadi akibat perubahan dan degenerasi jaringan otak yang di ikuti dengan adanya gambaran deteriorasi mental.

 

Konsep Dasar Keperawatan Gerontik: Dimensia

4  Manifestasi Klinis Dimensia

Gejala-gejala yang sering timbul pada penyakit demesia seperti lupa tempat dan waktu, selalu salah dalam penyimpanan barang- barang, mengulangi kesalahan, susah memikirkan perkataan-perkataan yang sesuai bila menerangkan sesuatu, sukar melakukan aktivitas sebelum dianggap menjadi rutin, sesat dalam persekitaran yang dikenali dahulunya (Saryono, 2010).

Pada stadium awal pasien menunjukan kesulitan untuk mempertahankan kinerja mental, fatig dan cenderung gagal bila di beri suatu tugas baru atau kompleks. Ketidakmampuan melakukan tugas semakin bertambah berat dan meluas ketugas-tugas harian, kadang perlu dibantu (Mansjoer, 2008)

Gejala klinis demensia berlangsung lama dan bertahap sehingga pasien dengan keluarga tidak menyadari secara pasti kapan timbulnya penyakit. Gejala klinik dari demesia Nugroho, (2009) menyatakan jika dilihat secara umum tanda dan gejala demensia adalah

a.   Menurunnya daya ingat yang terjadi. Pada penderita demensia, lupa menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas

b.  Gangguan orientasi waktu dan tempat misalnya : lupa hari., bulan, tahun, tempat penderita demensia berada

c.       Penurunan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuh kondisi, mengulang kata atau cerita yang sama berkali- kali

d.      Ekspresi berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat drma televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan. Penderita demensia tidak mengerti mengapa perasaan tersebut muncul

e.       Adanya perubahan perilaku seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah.

Artikel KESEHATAN ONLINE Lainnya :

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2015 KESEHATAN ONLINE | Design by Bamz